Berkarya dari Nol
Menjadi seorang professional di masa mendatang tidak bisa mengandalkan mimpi dan takdir saja, butuh tekad yang kuat dan usaha keras juga. Sangat sulit di awal, tapi kini apa yang pernah dimulai menjadi mudah dilakukan. Hidup bukan tentang apa yang akan kita dapatkan, melainkan apa saja yang pernah diperjuangkan. Kalau ingin hasil baik di masa depan, maka harus mulai diperjuangkan dari sekarang.
Memulai sesuatu memang tidak mudah, apalagi sebagai seorang pemula. Ya, saya memulainya dengan segelintir kebingungan, sendirian tanpa bimbingan. Memiliki kemampuan lebih dalam menulis memang sedari lama saya sadari. Namun, butuh waktu cukup panjang untuk mengembangkan kemampuan menjadi kompetensi yang berpotensi. Perjalanan ini dimulai saat lulus SMA~Angkatan Corona. Saya memang sudah merencanakan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan. Saat itu saya berpikir akan mencari kerja untuk biaya kuliah, namun hati saya terus merasa bimbang. Saya merasa tidak memiliki keberanian untuk mencari kerja setelah lulus SMA. Kebimbangan itu membawa saya pada sebuah ide untuk mencari informasi di Google mengenai pekerjaan yang bisa dilakukan secara online. Saya adalah seorang introvert, dimana saya merasa lebih percaya diri melakukan segalanya dengan cara menjauhi keramaian. Maka dari itu saya berniat melakukan sesuatu (bisnis) yang dimana hanya ada saya. Saat itu saya menemukan bahwa salah satu bisnis online adalah menjadi seorang Blogger. Saya mencari informasi apapun terkait Blogging. Ya, akhirnya saya memulainya. Artikel pertama yang saya muat adalah tentang raja dangdut dunia, Rhoma Irama. Walaupun generasi millenial, saya memang tertarik dengan musik dangdut. Sadar bahwa saya butuh dukungan, setelah memuat artikel pertama, saya langsung membagikan link artikel tersebut ke teman-teman sekolah, saudara, bahkan para guru. Saya bersyukur respon mereka sangat baik dan mendukung saya untuk menjadi Blogger. Di awal, yang saya tuju adalah uang saja, mengingat saya bukanlah orang kaya. Saya memang yang termuda di keluarga, namun saya sangat ingin membantu perekonomian keluarga dengan berkarya. Dari matahari terbit sampai tengah malem saya berusaha membuat karya. Kadang merasa sangat lelah, tapi saya tidak ingin menyerah. Saya terus mencari ide untuk karya-karya selanjutnya walau kadang merasa bosan. Bukan hanya di blog pribadi, saya juga beberapa kali menulis artikel di IDN TIMES. Namun sampai sekarang semua artikel saya di IDN TIMES belum di publish, kemungkinan karena belum memenuhi kriteria layak publish.
Tidak semua orang memiliki kemampuan yang mumpuni dalam dunia menulis. Walau saya merasa sudah banyak peningkatan dalam setiap karya yang saya buat, jika belum bisa menghasilkan uang, tentu tidak akan menjadi kebanggaan orang sekitar. Kadang saya berpikir apakah menjadi penulis bukan keputusan bijak. Karena nyatanya selama hampir 2 tahun berkarya lewat tulisan, saya masih belum mendapatkan reward berupa penghasilan. Saya selalu berusaha menyajikan karya tulis yang bermanfaat, tapi ada satu hal yang selalu mengganggu pikiran saya. Bagaimana jika sampai kapanpun saya tidak bisa menghasilkan uang dengan berkarya? Bukan karena tidak ikhlas dalam berkarya, tapi saya merasa tidak berguna karena sampai sekarang belum bisa membantu perekonomian keluarga. Sepanjang malam saya merenung akan jadi apa saya di masa mendatang? Walau sekarang saya sudah mulai berjuang, tapi nyatanya belum ada secercah keberhasilan yang tampak. Bukan tidak percaya pada kemampuan diri dan kuasa Allah, tapi perkataan orang yang selalu membuat saya jatuh. Berkarya dari hasil pemikiran sendiri itu sangat sulit, tapi orang lain hanya bisa meremehkan seakan usaha saya sia-sia saja.
Semakin sering saya membuat artikel dan mengikuti lomba-lomba karya sastra, saya semakin menemukan jati diri. Saya bangga pada diri sendiri karena pernah terjun di dunia tulis. Walau karya saya belum dikenal banyak orang, setidaknya saya sudah mengetahui kelebihan apa yang Allah titipkan pada saya. Seseorang pernah mengatakan pada saya bahwa berjuang dari nol itu memiliki kepuasan tersendiri saat menuai hasilnya nanti. Beberapa orang diberi kemudahan meraih impian dengan kecukupan materi pada keluarganya, sisanya berjuang dengan memanfaatkan kemampuannya saja. Beberapa waktu lalu saya sempat mengikuti lomba menulis artikel opini dengan tema bersastra lawan korupsi. Sejak saat itu saya menyadari bahwa karya sastra memiliki peran penting dalam mengiringi problematika kehidupan. Saat seseorang menyebut usaha saya sia-sia, bukan saya yang salah melangkah tapi mereka yang hanya bisa melihat segala sesuatu dari hasilnya bukan perjuangannya. Setelah hampir 2 tahun berkarya, saya merasa ada perubahan walau tidak banyak. Saya yang sekarang lebih baik dari yang dulu. Dan semoga saya yang di masa mendatang lebih baik dari yang sekarang.
Komentar